Senin, 06 Februari 2012

SAAT-SAAT INDAH


SAAT-SAAT INDAH
Terkadang ada saat-saat dalam hidup ketika engkau merindukan seseorang begitu dalam, hingga engkau ingin mengambilnya dari angan-anganmu, lalu memeluknya erat-erat!
Ketika pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain terbuka; tetapi, seringkali kita memandang terlalu lama pada pintu yang tertutup hingga kita tidak melihat pintu yang lain yang telah terbuka bagi kita.
Jangan percaya  penglihatan; penglihatan dapat menipu.  Jangan percaya kekayaan; kekayaan dapat sirna. Percayalah pada dia yang dapat membuatmu tersenyum,sebab hanya senyumlah yang dibutuhkan untuk mengubah hari gelap menjadi terang.Carilah dia, yang membuat hatimu tersenyum
Angankan apa yang engkau ingin angankan ;pergilah kemana engkau ingin pergi;jadilah seperti yang engkau dan Alloh  kehendaki,sebab hidup hanya satu kali dan engkau hanya memiliki satu kesempatan untuk melakukan segala hal yang engkau ingin lakukan.Semoga engkau punya cukup kebahagiaan untuk membuatmu tersenyum,cukup pencobaan untuk membuatmu kuat,  cukup penderitaan untuk tetap menjadikanmu manusiawi, dan cukup pengharapan untuk menjadikanmu bahagia.
Mereka yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki yang terbaik dari segala sesuatu;mereka hanya mengoptimalkan segala sesuatu yang datang dalam perjalanan hidup mereka.Masa depan yang paling gemilang akan selalu dapat diraih dengan melupakan masa lalu yang kelabu; engkau tidak akan dapat maju dalam hidup hingga engkau melepaskan segala kegagalan dan sakit hatimu
Ketika engkau dilahirkan, engkau menangis sementara semua orang di sekelilingmu tersenyum.
Jalani hidupmu sedemikian rupa, hingga pada akhirnya engkaulah satu-satunya yang tersenyum sementara semua orang di sekelilingmu menangis.



Jumat, 03 Februari 2012

BANGUNAN KEISLAMAN




Cobalah anda bayangkan suatu bangunan (rumah/gedung) yang sangat indah dan menarik hati anda.

Indah disini dalam arti bangunan tersebut sudah lengkap, berdiri diatas lahan yang luas, fondasi yang 

kokoh, mempunyai pagar pelindung, halaman, tiang utama penyangga bangunan, lantai, dinding-dinding

diantara tiang, lampu penerang, pintu, jendela dan atap bangunan.Bangunan berwarna putih bersih dengan

model yang sangat menarik berdiri diatas lahan luas yang sudah bersertifikat.


Demikian pulalah seorang mukmin jika dilihat, sangat indah dan menarik hati. Allah mengatakan dalam  

surat Ali Imran 110: Kuntum khairo ummatin ukhrijat linnaas = kamu adalah umat yang terbaik yang dilahir

kan untuk manusia. Seorang mukmin tersebut ibarat bangunan indah tersebut di atas. Bangunan keislam-

an seorang mukmin tersebut dapat diumpamakan seperti bangunan indah itu. Perumpamaan ini hanya

untuk memudahkan kita melihat bangunan keislaman dalam diri kita sendiri, sudah sejauh mana komitmen

keislaman kita. Allah sendiri banyak membuat perumpamaan di dalam al qur'an untuk memudahkan manu-

sia  memahami sesuatu.
Bangunan keislaman itu dimulai dari adanya lahan hidayah yang diberikan oleh Allah kepada siapa saja yang

Dia kehendaki. Diatas lahan hidayah itulah dibangun suatu bangunan keislaman seseorang. Tanpa adanya hi-

dayah ini mustahil dapat dibangun bangunan keislaman. Setelah itu diatas lahan hidayah ini pertama kali

tentu dibangun suatu fondasi keimanan, jika fondasi ini kokoh maka kokoh pulalah bangunan keislaman

seseorang, sebaliknya jika fondasinya rapuh maka rapuh pula bangunan tersebut. Untuk tegaknya suatu

bangunan maka diperlukan tiang-tiang shalat, tanpa adanya shalat ini tak akan ada yang namanya bangunan

keislaman. Dalam Al Qur'an perintah shalat selalu digandengkan dengan perintah membayar zakat (aqimus

sholata wa aatudzakaata), demikian pulalah antara tiang-tiang dengan dinding-dindingnya, sangat erat.
Sebagai atap dari bangunan keislaman itu adalah puasa. Makin besar bangunan tersebut tentu diperlukan

tiang-tiang tambahan (shalat2 sunat), dinding yang makin banyak (infaq, shodaqoh) dan atap tambahan

(puasa syawal, puasa senin-kamis, puasa bulan haji). Tiang, dinding dan atap inilah yang melindungi peng-

huninya dari sengatan sinar matahari, guyuran air hujan atau tiupan angin/debu/daun yang beterbangan.

Sampai disini pada hakekatnya bangunan keislaman sudah terbentuk. Kualitas dari bangunan tersebut

tergantung juga pada kualitas komponen2 pembentuknya. Hidayah atau luasnya lahan tergantung pada

ikhtiar atau usaha seseorang, makin giat atau makin besar usaha seseorang insya Allah makin luas pula

lahan atau hidayah yang diperoleh. Begitu pula fondasi, tiang, dinding dan atapnya, jika dibangun asal2an

maka yang terbentuk bangunan kualitas rendah pula, seperti gubuk derita atau rumah bambu yang mudah

terbakar dan terhempas badai. Jika anda shalat tapi tidak membayar zakat, ibaratnya seperti bangunan

tanpa dinding, seperti yang sekarang banyak dijumpai gedung2 atau bangunan yang terhenti pembangunan

nya, hanya tiang2 nya saja, plong. Atau seseorang tidak berpuasa, ibarat bangunan tanpa atap. Jadi ketiga

komponen dasar itu mutlak harus ada. Tidak shalat, zakat dan tidak berpuasa, tetapi dia tetap mengaku

beragama islam maka yang dia punya hanya lahan hidayah saja (mengaku islam), tetapi diatasnya belum

ada bangunan keislaman sama sekali.
Sampai disini sebenarnya kita sudah bisa mengira-ngira bentuk dan besarnya bangunan keislaman yang

kita bangun. Lantai bangunan diumpamakan sebagai Al Qur'an dan Sunah Rasulullah dimana penghuninya

setiap berjalan dan bergerak selalu mempunyai pijakan yaitu Al-Qur'an dan Sunah Nabi. Untuk menerangi

kehidupan penghuninya, dzikrullah dan salawat nabi merupakan lampu penerang bangunan tersebut. Pintu

dan jendela merupakan lubang tempat masuknya tamu-tamu tak diundang (godaan syaithan/jin/manusia).

Pintu rumah itu adalah kesabaran dan keikhlasan, jendela adalah ilmu yang darimana penghuninya dapat

melihat dunia luar dan belajar mengetahui mana yang benar dan salah. Dengan kesabaran, keikhlasan dan

ilmu penghuni dapat menangkal masuknya tamu-tamu tak diundang tersebut. Syaithan pun akan lari jika

bangunan tersebut di terang-benderangi oleh lampu dzikrullah dan salawat nabi.
Warna dan model bangunan dapat membuat siapa saja yang melihatnya tertarik. Bangunan yang bersih,

kokoh dan bagus, sekilas saja dan dari kejauhan sudah tampak menarik hati banyak orang, demikian juga

ahlak orang mukmin sejati, membuat teduh dan menarik hati yang melihatnya. Ahlakul karimah ini merupa-

kan daya pikat seorang mukmin. Seseorang yang rajin beribadah tapi sering menyakiti hati orang lain ibarat

nya seperti bangunan yang warna dan modelnya tidak menarik hati.
Pagar yang mengelilingi lahan dan bangunan keislaman ibarat sebagai Jihad Fisabilillah, berjuang di jalan

Allah. Pagar ini melindungi semua komponen yang ada didalam bangunan islam, menjamin kelangsungan

dan tegaknya syiar islam. Terakhir dari bahasan ini adalah lahan tempat berdirinya bangunan keislaman ini

perlu dibuatkan sertifikatnya dengan menunailkan ibadah haji.
Mudah2an perumpamaan ini dapat mempermudah melihat posisi keberagamaan kita, sudah sejauh mana

komitmen keislaman kita dengan mengibaratkan atau membayangkan bentuk bangunannya. Jika bangunan

kita masih rapuh atau belum lengkap atau tidak menarik hati maka marilah kita tingkatkan bangunan keis-

laman kita menjadi lebih baik dan menarik hati, bukankah kita juga sangat senang melihat rumah kita bagus

dan bersih? Itulah Pribadi seorang mukmin sejati, kokoh, bersih, cantik dan menarik hati.
Memang perumpamaan ini tidak seratus persen sama, tapi penulis kira sudah cukup untuk memberikan

gambaran. Bedanyanya adalah sampai saat ini belum ada yang namanya bangunan tahan gempa kuat,

misalnya 10 Skala Richter. Pada gempa sekuat ini seluruh bangunan insya Allah sudah ambruk hancur,

tetapi beda dengan kepribadian muslim, jangankan 10 Skala Richter, sampai bumi ini pun runtuh dia akan

tetap kokoh dan tegar berdiri, insya Allah.
Firman Allah SWT dalam Surat At Taubah ayat 72:
"Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin lelaki dan perempuan, (akan mendapat) syurga yang

dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus

di syurga Adn. Dan keridlaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar".